Asal Mula Kehidupan di Bumi
Kehidupan
adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses penopang
diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik karena
fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi
tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati.
A. Teori Awal Kehidupan di Bumi
1.
Materialisme
Teori
ini menyatakan bahwa semua yang ada adalah materi, dan bahwa semua kehidupan
pada dasarnya adalah bentuk atau pengaturan yang kompleks dari materi.
Empedlokes (430 SM) berpendapat bahwa setiap hal di alam semesta terdiri dari
kombinasi empat “elemen” abadi atau “akar dari semua”: bumi, air, udara, dan
api. Semua perubahan dijelaskan oleh pengaturan dan penataan ulang dari empat
elemen tersebut. Berbagai bentuk kehidupan disebabkan oleh campuran yang tepat
dari unsur-unsur. Misalnya, pertumbuhan tanaman disebabkan oleh gerakan ke
bawah secara alami unsur bumi dan gerakan ke atas secara alami dari api.
2.
Hylemorfisme
Teori
yang berasal dari Aristoteles (322 SM) ini menyatakan bahwa segala sesuatu
adalah kombinasi dari materi dan bentuk. Aristoteles adalah salah satu penulis
kuno pertama yang melakukan pendekatan pada subjek hidup dengan cara ilmiah.
Biologi adalah salah satu minat utamanya, dan terdapat bahan biologi yang
ekstensif dalam tulisan-tulisannya. Menurut dia, segala sesuatu di alam semesta
material memiliki unsur materi dan bentuk. Bentuk dari suatu makhluk hidup
adalah jiwanya (dalam bahasa Yunani psyche, Latin anima).
Menurut Aristoteles, terdapat tiga macam jiwa, yaitu:
·
Jiwa
Vegetatif : tanaman, yang menyebabkan mereka untuk tumbuh dan membusuk dan
memelihara diri mereka sendiri, tetapi tidak menyebabkan gerakan dan sensasi.
·
Jiwa
Hewan : yang menyebabkan hewan untuk bergerak dan merasa.
·
Jiwa
Rasional : merupakan sumber kesadaran dan penalaran yang (Aristoteles yakini)
hanya ada pada manusia.
3.
Vitalisme
Vitalisme
adalah keyakinan bahwa prinsip kehidupan pada dasarnya tidak material. Gagasan
ini berasal dari Georg Ernst Stahl (abad ke-17), dan
bertahan hingga pertengahan abad ke-19.. Vitalisme menjadi daya tarik bagi
filsuf seperti Henri Bergson, Friedrich Nietzsche, Wilhelm Dilthey, ahli anatomi seperti Marie François
Xavier Bichat, dan ahli kimia seperti Justus Liebig.
B. Asal Mula Kehidupan di Bumi
Ada
beberapa pendapat berupa hipotesis ataupun teori tentang asal mula kehidupan di
Bumi, diantaranya :
1. Generatio
Spontanea
Sebelum
abad 17, orang menganggap bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan atau
terbentuk dengan sendirinya. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea.
Contoh
:
·
Belatung
dan ulat muncul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
·
Dari
gudang padi, muncul tikus.
Paham
ini disebut abiogenesis artinya makhluk hidup dapat
terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur akan timbul cacing.
Paham ini dipelopori oleh Aristoteles.
2. Cosmozoa
Merupakan
pendapat yang menyatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini berasal dari luar
Bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup itu datang dalam bentuk spora yang
aktif, jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3. Omne
Vivum ex Ovo
Francisco
Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai tikus berasal telur lalat. Kemudian mengemukakan pendapat bahwa dari
telur atau Omne Vivum ex Ovo.
4. Omne
Ovo ex Vivo
Lazarro
Spallazani (1729-1799), ahli Biologi Italia, dapat membuktikan bahwa
mikroorganisme atau jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu.
Jika dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukkan tidak terjadi.
Ia menyimpulkan bahwa telur berasal dari jasad hidup, atau Omne Ovo ex Vivo.
5. Omne
Vivum ex Vivo
Louis
Pasteur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzia,
yakni dengan menggunakan berbagai mikroorganisme. Ia berkesimpulan bahwa, agar
timbul kehidupan baru, harus ada kehidupan sebelumnya atau Omne Vivum ex Vivo. Teori ini disebut juga Biogenesis. Dengan teori ini maka teori Abigenesis mulai ditinggalkan orang.
6. Teori
Uray
Harold
Uray (1893), ahli kimia Amerika mengemukakan bahwa atmosfer pada mulanya kaya
akan gas-gas metan (CH4),
amoniak (NH3), hidrogen (H2), dan H2O. Zat-zat ini merupakan
unsure penting dalam tubuh makhluk hidup.
Diduga
karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos,
unsure-unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup
yang mulanya terbentuk kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang.
Zat ini setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.
7. Teori
Oparin – Haldene
Oparin,
ahli biologi Rusia (1938), dan J.B.S Haldene, ahli biologi Inggris, secara
terpisah mengemukakan pendapat yang sama mengenai asal mula kehidupan. Secara
singkat pendapatnya adalah sebagai berikut: “Jasad hidup terbentuk dari senyawa
kimia dalam laut pada saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas”. Jasad
hidup pertama disebut protobiont, diperkirakan hidup di dalam laut
kira-kira 10 m dibawah permukaan laut.
Tahun
1953, Stanley L. Miller, seorang murid Uray membuat percobaan yang sangat
berhasil. Percobaannya dilakukan untuk menguji anggapan bahwa pada kondisi awal
dari atmosfer bumi yang kaya akan metan, amoniak, hydrogen, dan air. Dengan
bantuan kilatan listrik dan suhu yang cukup, dapat terbentuk senyawa-senyawa
organic, termasuk asam amino, purin, primidin, gula ribosa, maupun
2-dioksiribosa, asam nukleat, dan nukleosida seperti ATP. Semua senyawa
tersebut adalah senyawa dasar dari jasad.
Weisz,
melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori Uray, yang telah diuji
kebenarannya oleh Miller (1961). Menurut Weisz, penggabungan senyawa kimia itu
berlangsung menjadi molekul-molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu
ikatan yang banyak nitu berbentuk asam nuklein yang terdiri dari
gula-fosfat-purin-primidin-asam amino. Rantai ini cenderung untuk mengikat
rantai-rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah rantai ganda yang setangkup.
Kemudian rantai yang satu melepaskan diri dari yang pertama alam bentuk
duplikat. Mulai dari sinilah, mungkin terjadi loncatan tingkah laku kimiawi
dari sifat tak hidup ke sifat hidup. Pada saat rantai yang tadi mengikat rantai
yang sama, boleh kita sebut sebagai reproduksi yang pertama.
REFERENSI
: