Tugas
Pertemuan 2 (kesehatan mental)
Ø STRESS
1.
Arti
penting stres
Istilah stres mempunyai banyak definisi, beberapa
definisi tentang stres adalah sebagai berikut:
Sarafino (2008) mengartikan stres adalah kondisi
yang disebabkan oleh interaksi
antara individu dengan lingkungan, menimbulkan
persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan
yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem
biologis, psikologis dan sosial dari
seseorang.
Ivancevich (2001), mendefinisikan stres sebagai
respon adaptif yang dimediasi oleh
perbedaan individu dan proses psikologi yang
merupakan konsekuensi dari keadaan
eksternal, situasi atau kejadian yang berdampak pada
keadaan fisik atau psikologis
seseorang.
Wijono (2006), Stres adalah reaksi alami tubuh untuk
mempertahankan diri dari
tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang
khusus agar bisa merasakan dan
merespon gangguan psikis ini. Tujuannya agar manusia
tetap waspada dan siap untuk
menghindari bahaya. Kondisi ini jika berlangsung
lama akan menimbulkan perasaan
cemas, takut dan tegang.
Berdasarkan
dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stres merupakan
suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan
dimana dari hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun
psikologis pada individu. Kondisi yang
dirasakan tidak menyenangkan itu disebabkan karena
adanya tuntutan-tuntutan dari
lingkungan yang dipersepsikan oleh individu sebagai
sesuatu yang melebih kemampuan
nya atau sumber daya yang dimilikinya, karena dirasa
membebani dan merupakan suatu
ancaman bagi kesejahteraannya.
2.
Tipe
– tipe stress
Menurut Lazarus, et all., 1980 dalam Varcarolis
& Hatler, 2010 reaksi stress yang dideskripsikan terhadap stimulus negatif
atau positif terbagi menjadi:
1.Distress adalah energy negative, menguras yang
dihasilkan dari kecemasan, depresi, kebingungan, putus asa, dan kelemahan.
Distres dapat disebabkan oleh berbagai stressor seperti kematian dalam
keluarga, keuangan yang overload, tugas kerja/sekolah.
2.Eustress adalah energy positif, bermanfaat yang
memotivasi dan didapatkan dari perasaan bahagia, penuh harapan, dan pergerakan
yang bertujuan seperti dipanggil untuk interview, kelahiran bayi, atau saat
membeli mobil baru.
Terdapat berbagai jenis stres dan banyak lagi, namun dapat dibagi menjadi empat jenis stress utama.
Terdapat berbagai jenis stres dan banyak lagi, namun dapat dibagi menjadi empat jenis stress utama.
1.Eustress
Apakah Anda pernah merasa:
- Merasakan sensasi dan perasaan gembira sambil menonton film horror.
- Rasa kegembiraan ketika Anda memenangkan permainan atau perlombaan
- Kegembiraan yang ketika Anda membeli mobil pertama Anda
- Pencapaian tantangan
- Perasaan bangga menjadi orang tua pertama kali
- Perasaan bahagia dicintai
- Kegembiraan saat pergi untuk liburan
Yakin perasaan ini membuat kita merasa baik dan mereka adalah "stres baik" atau disebut "stres positif". Mereka mampu memberikan efek sehat pada Anda. Ini memberikan satu perasaan pemenuhan atau kepuasan dan juga membuat orang bersemangat tentang kehidupan. Sayangnya, itu adalah jenis stress yang hanya terjadi untuk waktu singkat. Eustress juga sering disebut stres kuratif karena memberikanseseorang kemampuan untuk menghasilkan kinerja terbaik atau output maksimum.
Apakah Anda pernah merasa:
- Merasakan sensasi dan perasaan gembira sambil menonton film horror.
- Rasa kegembiraan ketika Anda memenangkan permainan atau perlombaan
- Kegembiraan yang ketika Anda membeli mobil pertama Anda
- Pencapaian tantangan
- Perasaan bangga menjadi orang tua pertama kali
- Perasaan bahagia dicintai
- Kegembiraan saat pergi untuk liburan
Yakin perasaan ini membuat kita merasa baik dan mereka adalah "stres baik" atau disebut "stres positif". Mereka mampu memberikan efek sehat pada Anda. Ini memberikan satu perasaan pemenuhan atau kepuasan dan juga membuat orang bersemangat tentang kehidupan. Sayangnya, itu adalah jenis stress yang hanya terjadi untuk waktu singkat. Eustress juga sering disebut stres kuratif karena memberikanseseorang kemampuan untuk menghasilkan kinerja terbaik atau output maksimum.
2.Distress
Sama seperti segala sesuatu dalam hidup, ketika ada yang baik atau stres yang positif, ada juga "buruk" atau "stres negatif". Jenis stres ini adalah kebalikan dari Eustress dan itu disebut Distress. Distress adalah "stres negatif". Ini adalah gangguan stres yang disebabkan oleh kejadian buruk dan seringkali mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Beberapa peristiwa yang menyebabkan kesulitan adalah:
- Kematian orang yang dicintai
- Masalah Keuangan
- Tanggung jawab berat dan beban kerja
- Tegang hubungan
- Penyakit kronis
Distress dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai stres akut atau stress kronis. Stres akut hanya sementara stres kronis biasanya berkepanjangan.
3.Hyperstress
Ketika seseorang didorong melebihi apa yang dapat ia tangani, mereka akan mengalami apa yang kita disebut hyperstress. Hyperstress hasil dari menjadi kelebihan beban atau bekerja terlalu keras. Rasanya seperti stres. Ketika seseorang hyperstressed, bahkan hal-hal kecil bisa memicu respon emosional yang kuat. Orang yang paling mungkin menderita hyperstress adalah:
- Ibu bekerja yang multi-tugas, bermain dengan komitmen kerja dan keluarga.
- Pedagang di jalanan yang terus-menerus di bawah ketegangan.
- Orang yang berada di bawah himpitan keuangan konstan.
- Umumnya orang yang bekerja di lingkungan dengan cepat.
4.Hypostress
Hypostress berlawanan dengan hyperstress. Itu karena hypostress adalah salah satu jenis stres yang dialami oleh orang yang selalu bosan. Seseorang dalam pekerjaan tidak menantang, seperti buruh pabrik melakukan tugas yang sama berulang-ulang, sering akan mengalami hypostress. Pengaruh hypostress adalah perasaan gelisah dan kurangnya inspirasi.
3.
Symptom
– reducing respon terhadap stress
Simptom-simptom distres antara lain: konsentrasi
yang rendah, mudah marah, tangan sering berkeringat, pundak terasa kaku, cemas,
depresi, dan berbicara dengan cepat. Reducing respon dengan menggunakan
a. Strategi
terfokus masalah
Upaya untuk memfokuskan perhatian
pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi dengan terus berfikir
untuk menentukan cara untuk menubahnya atau menghindarinya. Gunanya untuk
menentukan masalah nya mencari pemechan alternative menimbang- nimbang dan
memilih salah satu nya dan mengimplementasikannya.
b. Strategi
terfokus emosi
Upaya untuk mencegah emosi negatif
menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat
dikendalikan.
4.
Pendekatan
problem solving terhadap stres
Menurut lazarus & folkman (1986) bahwa coping
sebagai segala usaha untuk mengurangi stress yang merupakan proses pengaturan
atau tuntutan ( eksternal maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang
melampaui kemampuan seseorang
Menurut Sarafino (2006) bahwa coping adalah proses
dimana individu melakukan usaha untuk mengatur situasi yang di persepsikan
adanya kesenjangan antara usaha dan kemampuan yang dinilai sebagai penyebab
munculnya stress.
Cara penyelesaiaan terhadap stress, coping mempunya
2 fungsi utama dalam menghadapi stress:
1. Emotional
– focused coping
Coping ini bertujuan untuk untuk
melakukan control terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stress ,
baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Lazarus & folkam
menggunakan ini ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada tidak
dapat diubah atau diatasi.
2. Problem
– Focused coping
Coping ini bertujuan untuk
mengurangi dampak dari situasi stress atau memperbesar sumber daya dan usaha
untuk menghadapi stress . lazarus & folkam menggunakan ini ketika individu
memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah.
Ø HUBUNGAN INTERPERSONAL
a.
Model
model hubungan interpersonal
1. Model
Pertukaran Sosial (Sosial Exchange Model)
Model Pertukaran Sosial atau biasa dikenal dengan istilah social exchange model biasanya mengidentikkan hubungan interpersonal dengan suatu transaksi dagang (tawar menawar).
Model Pertukaran Sosial atau biasa dikenal dengan istilah social exchange model biasanya mengidentikkan hubungan interpersonal dengan suatu transaksi dagang (tawar menawar).
2. Model
Peranan (Role Model)
Model Peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya
Model Peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya
.
3. Model
Permainan (Games People Play Model)
Hubungan Interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Model ini dikenal dengan teori analisis transaksional; Analisis Transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
Hubungan Interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Model ini dikenal dengan teori analisis transaksional; Analisis Transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
4. Model
Interaksional (Interactional Model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat structural, integrative dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat structural, integrative dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
b.
Pembentukan
kesan dan ketertarikan interpersonal
Tahap ini sering
disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal
menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”,
ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi
kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan
nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan
proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Proses pembentukan
kesan :
-Stereotyping
Seorang guru ketika
menghadapi murid-muridnya yang bermacam-macam, ia akan mengelompokkan mereka
pada konsep-konsep tertentu; cerdas, bodoh, cantik, jelek, rajin, atau malas.
Penggunaan konsep ini menyederhanakan bergitu banyak stimuli yang diterimanya. Tetapi,
begitu anak-anak ini diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan
konsisten. Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang
disebut stereotyping.
Stereotyping ini juga
menjalaskan terjadinya primacy effect dan halo effect yang sudah kita jelaskan
dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat
menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula, halo
effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu
yang positif, dan pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.
-Implicit
Personality Theory
Memberikan kategori
berarti membuat konsep. Konsep “makanan” mengelompokkan donat, pisang, nasi,
dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep “bersahabat” meliputi
konsep-konsep
raman, suka menolong,
toleran, tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya asumsi bahwa
orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap
orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan
dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang
ketika membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan,
kerena itu disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu
hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti
jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada
pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.
-Atibusi
Atribusi adalah proses
menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada
perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga
ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya
membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup
poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak
menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secar garis besar ada dua
macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Fritz Heider (1958)
adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila kita
mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang
menyebabkannya; factor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim
disebut kausalitas eksternal dan kausalitas internal (Jones dan Nisbett, 1972).
b. Daya tarik
Dalam hukum daya tarik
dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu akan
dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas. Orang pintar,
pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan dinilai
dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun
apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati, namun
sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter
sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal.
c.
Intimasi
dan hubungan pribadi
sebagai konsekuensi
adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik
atau terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita,
sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan
kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan,
persahabatan, dan percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim
tersebut daoat dijelaskan pada bagian berikut :
1. Persaudaraan
Hubungan intik ini
didasarkan pada hubungan darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan
terdapat hubungan inti ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu
didlamnya terkandung proximitas dan keakraban.
2. Persahabatan
Persahabatan biasanya
terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya
persamaan usia. Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih
dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga
mempunyai kedekatan psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan
interpersonal terjadi persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka
diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
3. Percintaan
Persabatan antar pria dan
wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan
yang potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses
yang namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar
antara persahabatan dan cinta.
Referensi :
Basuki, A.M. Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta:
Universitas Gunadarma.