Welcome to My Blog, semoga bermanfaat..

Kamis, 07 Mei 2015

Tugas Psikoterapi ( softskill )


Tugas Psikoterapi ( softskill )
     a.        Pengertian terapi keluarga

Menurut Almasitoh 2012 Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda.
Terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi relasi (a relationship form of therapy), dan terapi ini sering dipraktikan dalam suatu kerangka sistem. Model-model keluarga memandang masalah individual dalam kaitannya dengan orang lain dalam keluarga dan bekerja dengan anggota-anggota keluarga untuk mengubah pola-pola keluarga yang disfungsional menurut Robert dan Greene (2008). Menurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah: “Suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan”.

      b.      Cara melakukan terapi keluarga
 1.        Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama anggota keluarga. Ini untuk  menjaga agar  reaktivitas emosional tetap rendah.
 2.        Genograms merupakan peta yang merepresentasikan paling tidak tiga generasi dalam keluarga.
 3.        Detriangulating yaitu tetap bersikap objektif dan tidak memihak.


      c.       Manfaat terapi keluarga
1.      Manfaat bagi klien
mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan
2.      Manfaat bagi keluarga
memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

      d.      Kasus-kasus yang diselesaikan dalam terapi keluarga

Kasus yang dapat diselesaikan dalam terapi keluarga adalah ketidaknyamanan yang bersumber dari dari keadaan keluarga, kenakalan remaja,pola asuh, ketidakharmonisan pasangan suami istri dan Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan.

      e.       Contoh yang menggambarkan terapi keluarga

Don adalah seorang ayah, dan merupakan mantan suami Angela. Don sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan.
Angela merupakan ibu dari Heather dan Ben. Angela begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya, yaitu Ben. Namun, yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa mantan suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Sedangkan Heather, merupakan seorang gadis dan adik perempuan Ben. Heather mengatakan bahwa hubungannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun, berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, ia merasa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Ben merupakan seorang kakak laki-laki dan pengangguran, ia memiliki hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.
            Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don (ayah), Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga berkata-kata kasar. Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya. Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai. Di dalam kasus ini digunakan terapi keluarga yang melibatkan terapis dan anggota keluarga yang sedang bermasalah. Terapis duduk bersama dengan para anggota keluarga, untuk berdiskusi dan meminta masing-masing anggota keluarga menceritakan hal-hal yang menjadi beban mereka dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan pada masing-masing anggota keluarga mereka. Ketika sudah ditemukan masalahnya, terapis membantu memberikan alternatif pemecahan masalah kepada keluarga tersebut dan terapi selesai.






Afiantika. (2014). Studi kasus terapi keluarga. http://afiantika.blogspot.com/2014/05/studi-kasus-terapi-keluarga.html. Diakses pada tanggal 03 Mei 2015. 11:52
Almasitoh, U. H., (2012). Model Terapi dalam Keluarga. Jurnal Magistra. Vol. 24, 31-34.
Roberts, A.R., Greene, G.J. (2008). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: Gunung Mulia

Somaryati & Astutik, S. (2013). Family therapy dalam menangani pola asuh orang tua yang salah pada anak slow learner. Jurnal bimbingan dan konseling.vol.03.01.