Welcome to My Blog, semoga bermanfaat..

Rabu, 09 Desember 2015

Sistem informasi tugas 3 ( softskill )

Keinginan dalm bidang pekerjaan ( cita-cita )


Saya adalah salah satu mahasiswa psikologi tingkat akhir, awalnya saya tidak tertarik sama sekali dengan jurusan ini karena yang saya tau jurusan ini hanya mengenai kejiwaan seeorang dan pasti banyak berurusan dengan orang-orang yang kelainan jiwaa, tapiii… setelah 3 tahun lebih mendalami materi yang ada dalam psikologi ternyata jurusan ini sangat menarik bukan hanya mempelajari mengenai kejiwaan dan memberitahu saya bahwa orang-orang yang berkelainan jiwa itu  bukan untuk ditakuti tetapi mereka butuh dibimbing untuk kembali menjadi orang-orang dianggap normal. Di bidang  klinis terdapat berbagai macam penyakit jiwa atau kelainan-kelainan aneh yang manusia alami yang baru saya ketahui tapi kita juga dapat mempelajari mengenai banyak hal seperti perkembangan manusia dari awal hingga akhir, bagaimana cara kita dalam beretika, psikologi dibidang industri  yang didalamnya kita diajarkan banyak alat tes untuk menyeleksi pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu dll. Banyaknya materi yang didapat membuat saya tertarik dengan satu bidang yaitu bidang psikologi industri yang saya tertarik untuk bekerja dibagian HRD  yang dapat membantu perusahaan dalam menyeleksi karyawan yang memilik kemampuan dan keterampilan yang baik dibidangnya masing-masing. Harapan terdekat yang ingin saya capai adalah cepat menyelesaikan skripsi dan lulus tepat waktu. Setelah lulus S1 , saya ingin mencari pengalaman kerja terlebih dahulu. Pekerjaan yang saya cari pun tidak jauh dengan bidang yang saya pelajari seperti HRD atau apapun itu yang jelas tidak jauh dengan bidang yang saya pelajari selama ini. Setelah itu saya ingin melanjutkan S2 profesi dibidang psikologi industri untuk lebih mendalami pikologi dibidang industri dan memiliki karier yang lebih baik, memiliki gaji yang besar dan dapat membanggakan kedua orangtua saya.

Minggu, 08 November 2015

Sistem Informasi Psikologi Tugas 2 ( softskill)



Sistem Informasi Dan Penerapannya di Bidang Psikologi

Penegertian Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output
.
sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi psikologi.

Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti “jiwa” dan logos artinya “ilmu pengetahuan”. Jadi, psikologi adalah ilmu jiwa. Branca mengemukakan psikologi adalah pengetahuan tentang perilaku manusia. Woodworth dan Marquis memberi gambaran bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional. (dalam Basuki, 2008).

Jadi, Sistem informasi psikologi adalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi, menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.

Penerapan sistem informasi di bidang psikologi :

  1. Perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya juga.
  2. Konseling online : anak-anak, remaja, wanita dll, penerapan sistem informasi juga terlihat dalam bidang e-counselling  hal ini memudahkan proses konseling antara konselor dengan kliennya sehingga jarak dan waktu bukan menjadi penghalang dalm proses konseling.
  3. Tes IQ, Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh biro-biro psikologi saat ini.
  4. Tes Kepribadian :  Tes Rorschach atau bercak tinta adalah salah satu sarana proyeksi yang dapat digunakan untuk mengungkap kepribadian. (http://theinkblot.com)
  5. Bentuk lain dari penerapan teknologi dalam psikologi adalah programSPSS. Program ini memang dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu tersebut. Psikologi pun menggunakan aplikasi inidalam membantu mengolah data. Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif. Aplikasi SPSS sangat membantu bidang psikologi ketika seseorang sedang melakukan penelitian di bidang psikologi dengan metode kuantitatif. Dalam penelitian jumleh subjek yang di butuhkan tidaklah sedikit, karena untuk memperoleh hasil yang akurat memerlukan cukup banyak subjek sebagai respondennya. Disinilah peranan SPSS sangat dibutuhkan, data yang telah di peroleh untuk diolah bukanlah data yang sedikit dan sangat melebihi daya tampung manusia jika pengolahan tersebut harus dilakukan secara manual, akan terjadi kelelahan, hasilyang tidak akurat, dan akan sangat membuang energi dalam pelaksanaanya, dengan aplikasi SPSS lah berbagai masalah yang muncul jika di olah secra manual dapat teratasi.
Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

Minggu, 11 Oktober 2015

Sistem informasi psikologi tugas 1 (softskill)


Sistem informasi psikologi tugas 1
Sistem informasi dan penerapannya di bidang kesehatan
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.sistem informasi juga merupakan proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu.
Sistem informasi berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Teknologi informasi dibidang kesehatan, komputer juga telah berperan untuk menolong jiwa manusia, dan riset di bidang kesehatan, komputer digunakan untuk mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit di lihat. Teknologi informasi berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh.
Manfaat Komputer di bidang kesehatan antara lain : (1).Melakukan rotgen terhadap tubuh pasien sehingga dapat diketahui apa penyakit dan penyebabnya.(2). Diagnostik, terapi dan perawatan, monitoring status pasien. (3). Administrasi Rumah Sakit.  (4). Database karyawan Rumah sakit. (5).Laboratorium analisis kesehatan, penelitian dalam bidang kesehatan. (6). Penelitian dan pabrik Farmasi.
Untuk membenahi sistem kesehatan nasional secara progresif dibutuhkan solusi cerdas berupa layanan elektronik kesehatan atau disebut dengan E-Health pengembangan E-Health akan membantu pihak-pihak penyedia layanan kesehatan termasuk pemerintah untuk bertanggungjawab terhadap pemantauan kesehatan umum dan kemungkinan penyebaran penyakit menular tertentu. Sebagai contoh, E-Health dapat diterapkan untuk membantu pemerintah mengembangkan program yang membantu dokter, perawat dan tenaga medis untuk saling bertukar informasi secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Layanan kesehatan ini akan memberikan banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.



Mulyana, Atik. (2014). Sistem Informasi di Bidang Kesehatan. http://perpustakaanradiologi.blogspot.co.id/2014/01/sistem-informasi-di-bidang-kesehatan.html . diakses pada tanggal 18 januari 2014. 20.23

Rangga. (2010). Peran Sistem Informasi Dalam Dunia Pendidikan. https://ranggablack89.wordpress.com/2010/10/14/peran-sistem-informasi-dalam-dunia-pendidikan/. Diakses pada tanggal  1 oktober 2015

Minggu, 05 Juli 2015

Tugas Psikoterapi 3

Tugas Psikoterapi 3

Kelompok: 
Ardhi Yudo                            (11512037)
Audi Resti Irawanti                (11512239)
Bhatari Larasati                     (11512447)
Dewi Praweni                        (11512957)
Landies Evelyn                      (14512156)
Umi Melani                            (17512526)
Yohana Carolina                    ( 17512844)



                                            
            Gangguan yang terjadi pada klien adalah penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) atau ketergantungan obat. Penyalahgunaan obat dan ketergantungan obat dapat mengarah pada masalah disfungsi sosial; krisis mental, emosi, dan psikologis; potensi kejahatan; potensi menyakiti diri sendiri; dan potensi over dosis. Metode therapeutic yang digunakan adalah Therapeutic Community,  dimana sekelompok orang yang mempunyai masalah yang sama dan berkumpul untuk saling membantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk menghadapi penyalahgunaan atau ketergantungan obat, metode Therapeutic Communitydiimplementasikan kedalam rehabilitasi sosial dengan tujuan untuk mengembalikan dan mengembangkan kemampuan individu yang mengalami disfungsi sosial untuk menormalkan kembali fungsi sosial mereka.
            Therapeutic Community (TC) adalah model treatment melalui sistem asrama dengan model hirarki dalam memainkan simulasi peran untuk meningkatkan kemampuan personal dan tanggung jawab sosial dengan mediasi dukungan rekan sebaya dan grup-grup terapi dengan menggunakan pembelajaran pertolongan individual dengan membeberikan pertolongan bagi orang lain sehingga asimilasi norma-norma sosial dan pencapaian keterampilan guna membina hubungan sosial yang efektif. Therapeutic Community  merehabilitasi, melakukan pembelajaran kembali, melakukan pembiasaan perilaku sosial normatif, dan penguatan kembali kecakapan sosial. Therapeutic community menerapkan prinsip self-help group dimana seorang pecandu mengusahakan kepulihan dengan cara memberikan kepedulian dan bantuan kepada rekannya untuk memastikan kepulihan secara bersama.
            Peran dari orang-orang yang bersedia merawat atau pekerja sosial dalam metodetherapeutic community adalah sebagai pekerja sosial dan sebagao terapis. Peran sebagai terapis disini adalah, orang-orang yang bersedia merawat harus mengetahui tentang penyakit infeksi terkait dengan penyalah gunaan obat, gangguan kepribadian, dan penyakit-penyakit simptonik yang ada pada klien. Selain itu, peran pekerja sosial adalah dengan memberikan dukungan,  kepercayaan, dorongan, dan bimbingan kepada klien.
Hambatan yang terjadi dalam melakukannya yaitu:
-          Hambatan dalam Penguasaan Knowledge, Skills dan Teknik Psikososial terapi karena adanya keterbatasan sumber daya pekerja sosial akan dasar-dasar pengetahuan aplikasi psikologi praktis sehingga metode tersebut sepenuhnya dapat diaplikasikan.
-          Dalam Therapeutic Community, pekerja sosial memainkan peran ganda yaitu sebagai pekerja sosial dan juga sebagai terapis adiksi yang harus mengetahui tentang Disease (infeksi terkait penyalahgunaan NAPZA), Disorder(gangguan kepribadian) dan Sickness (penyakit-penyakit simptonik yang ada pada klien).
-          Dalam Therapeutic Community juga memerlukan banyak desain ruangan.
            Dampak yang menandakan bahwa klien mengalami pemulihan adalah perubahan tingkah laku pada klien menjadi lebih baik, klien dapat mengontrol emosi menjadi lebih terarah, sehat jasmani juga rohani, dan klien dapat kembali bersosialisasi dengan baik.


Sumber: 

Wulanjaya, N.R. (2013). Implementasi metode therapeutic community: dalam pelayanan terapi dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna NAPZA di PSPP Yogyakarta Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial., 2.

Kamis, 07 Mei 2015

Tugas Psikoterapi ( softskill )


Tugas Psikoterapi ( softskill )
     a.        Pengertian terapi keluarga

Menurut Almasitoh 2012 Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda.
Terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi relasi (a relationship form of therapy), dan terapi ini sering dipraktikan dalam suatu kerangka sistem. Model-model keluarga memandang masalah individual dalam kaitannya dengan orang lain dalam keluarga dan bekerja dengan anggota-anggota keluarga untuk mengubah pola-pola keluarga yang disfungsional menurut Robert dan Greene (2008). Menurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah: “Suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan”.

      b.      Cara melakukan terapi keluarga
 1.        Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama anggota keluarga. Ini untuk  menjaga agar  reaktivitas emosional tetap rendah.
 2.        Genograms merupakan peta yang merepresentasikan paling tidak tiga generasi dalam keluarga.
 3.        Detriangulating yaitu tetap bersikap objektif dan tidak memihak.


      c.       Manfaat terapi keluarga
1.      Manfaat bagi klien
mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan
2.      Manfaat bagi keluarga
memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

      d.      Kasus-kasus yang diselesaikan dalam terapi keluarga

Kasus yang dapat diselesaikan dalam terapi keluarga adalah ketidaknyamanan yang bersumber dari dari keadaan keluarga, kenakalan remaja,pola asuh, ketidakharmonisan pasangan suami istri dan Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan.

      e.       Contoh yang menggambarkan terapi keluarga

Don adalah seorang ayah, dan merupakan mantan suami Angela. Don sangat menyayangi anak-anaknya. Tetapi ia tidak merasa demikian beberapa waktu terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang nakal dan menakutkan.
Angela merupakan ibu dari Heather dan Ben. Angela begitu heran dengan kelakuan anak laki-lakinya, yaitu Ben. Namun, yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa mantan suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Sedangkan Heather, merupakan seorang gadis dan adik perempuan Ben. Heather mengatakan bahwa hubungannya dia dengan kedua orang tuanya sangat baik. Namun, berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, ia merasa hubungannya dengan Ben sangat gila.
Ben merupakan seorang kakak laki-laki dan pengangguran, ia memiliki hubungan yang sangat tidak baik dengan adik perempuannya.
            Terdapat 4 orang yang terlibat dalam proses terapi. Seorang terapis wanita, Don (ayah), Ben (anak laki-laki), dan Heather (anak perempuan). Terapi dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Posisi duduk mereka membentuk setengah lingkaran, dengan ujung paling kiri yaitu Ben, kemudian di sebelahnya adalah terapis, setelah terapis adalah Heather, dan kemudian di ujung paling kanan adalah Don.
Awalnya, terapis mengatakan bahwa penting sekali membahas masalah hubungan antar anggota keluarga tersebut. Kemudian terapis juga meluruskan tentang peran orang tua dan anak dalam sebuah keluarga. Hal ini ditekankan kembali karena Don (ayah) cenderung membela Heather, anak perempuannya. Akan tetapi pada akhirnya Don dapat menyadari sikap seperti apa yang harus ia lakukan sebagai orang tua yang baik. Setelah itu terapis meminta ayah dan Ben untuk bertukar posisi duduk agar Ben dan Heather dapat duduk berdampingan.
Terapis mempersilahkan Heather untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap sosok Ben. Heather mengatakan bahwa ia merindukan sosok kakaknya yang seperti dulu dan ia merasa bahwa ia sudah tidak mengenali kakaknya lagi, yang sekarang ini dianggap sering berperilaku menyimpang. Misalnya saja sekarang Ben terbiasa pulang pagi dan juga berkata-kata kasar. Setelah Heather selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kemudian terapis meminta Ben untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh adik perempuannya tersebut. Dan terungkaplah bahwa selama ini Ben merasa bahwa selama ini dia diperlakukan secara berbeda dengan adiknya. Setelah mendengar pengakuan dari kedua kakak beradik tersebut, terapis pun berusaha memberikan insight pada sang ayah tentang akar permasalahan yang terjadi di antara Ben dan Heather. Dan di akhir sesi terapi, hubungan antar anggota keluarga tesebut pun terlihat menjadi lebih hangat. Terapi selesai. Di dalam kasus ini digunakan terapi keluarga yang melibatkan terapis dan anggota keluarga yang sedang bermasalah. Terapis duduk bersama dengan para anggota keluarga, untuk berdiskusi dan meminta masing-masing anggota keluarga menceritakan hal-hal yang menjadi beban mereka dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan pada masing-masing anggota keluarga mereka. Ketika sudah ditemukan masalahnya, terapis membantu memberikan alternatif pemecahan masalah kepada keluarga tersebut dan terapi selesai.






Afiantika. (2014). Studi kasus terapi keluarga. http://afiantika.blogspot.com/2014/05/studi-kasus-terapi-keluarga.html. Diakses pada tanggal 03 Mei 2015. 11:52
Almasitoh, U. H., (2012). Model Terapi dalam Keluarga. Jurnal Magistra. Vol. 24, 31-34.
Roberts, A.R., Greene, G.J. (2008). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: Gunung Mulia

Somaryati & Astutik, S. (2013). Family therapy dalam menangani pola asuh orang tua yang salah pada anak slow learner. Jurnal bimbingan dan konseling.vol.03.01.

Sabtu, 04 April 2015

Tugas Pertemuan Pertama Psikoterapi ( softskill )

·      Tugas Pertemuan Pertama Psikoterapi ( softskill )

         Beberapa ulasan mengenai pendekatan psikologi dalam psikoterapi

   a.       Pendekatan psikoanalisa di dalam psikoterapi

Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian,fisafat tentang manusia dan metode psikoterapi. Secara historis,psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi.psikoanalisis dimulai dengan pengobatan pasien dengan hypnosis.
Sigmund freud dan breuer menggunakan teknik secara bersama, mereka mendorong pasiennya untuk berkonsentrasi dengan dengan mata tertutup pada ingatan masa lalu yang berhubungan dengan gejala mereka. Metode konsentrasi tersebut akhirnya menjadi teknik asosiasi bebas. Freud menginstruksikan pasiennya untuk mengatakan apa saja yang datang kedalam pikirannya, tanpa menyensor pikiran mereka. Metode inimasih sering digunakan  dan merupakan salah satu cirri psikoanalisis, melalu mana pikiran dan perasaan yang berbeda dalam alam bawah sadar dibawa kedalam alam sadar.
Psikoanalisis memperkenalkan kita dengan dunia ketidaksadaraan (the unconscious) yang berada dibalik kesadaran (the conscious). Dalam hypnosis, istilah ketidaksadaran memang jarang digunakan . banyak literature lebih cenderung menggunakan bawah-sadar (the subconscious).


   b.      Pendekatan psikologi belajar di dalam psikoterapi

Teori psikologi belajar atau  behaviorisme menggap bahwa perilaku manusia sebagai hasil belajar. Terdapat dua komsep penting, yaitu pengondisisan klasik dari petrovict Pavlov dan pengondisian operan dari burrhus Fredrick skinner.
Pengkondisian klasik adalah pengkondisian yang kadang-kadang juga disebut pengondisian responden atau belajar asosiasional. Secara sederhana, pengondisian disini dapat diartikan sebagai pembiasan. Pavlov membagi reflex menjadi dua, yaitu reflex bawaan dan terkondisikan.refleks bawaan adalah respon yang diberikan tanpa melalui proses belajar seperti terkejut ketika terkena sengatan listrik sementara reflex yang terkondisikan adalah respon yang muncul sebagai hasil belajar. Dalam teori behavioral, perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar sehingga dapat diubah dengan kondisi-kondisi belajar, dengan demikian teori behavioral hakekatnya merupakan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik belajar secara sistematis dalam usaha menyembuhkan gangguan tingkah laku. Asumsinya bahwa gangguan tingkahlaku itu diperoleh melalui hasil belajar yang keliru dan karenanya harus diubah melalui proses belajar, sehingga lebih dapat sesuai . tujuan utamanya menghilangkan tingkah laku yang salah dan menggantikannnya dengan tingkah laku yang lebih sesuai.

   c.       Pendekatan psikologi humanistic di dalam psikoterapi

Psikologi humanistic berorientasi pada keunikan manusia dan pemahaman yang positif dan optimistis tentang kepribadian manusia. Seorang terapis dituntut untuk selalu berkonsentrasi pada sisi sehat manusia bukan pada sisi sakitnya. Dua tokohnya yang utama adalah A Harold Maslow dan Carl Ransom Rogers. Aspek praktis dari pemikiran humanistic ditemui dalam terapi yang berpusat pada pribadi (person-centered therapy) yang dikembangkan oleh carl rogers. Menurut carl rogers, diri yang ada dalam setiap manusia dapat dilihat sebagai segitiga. Segi pertama adalah diri yang sesungguhnya (real self), yaitu aku seperti apa adanya; segi kedua adalah diri yang diinterpretasikan (perceived self) yaitu seperti yang di persepsikan; segi krtiga adalah dirin ideal ( ideal self), yaitu diri yang aku cita-cita kan.berfikir secara humanistic berarti berfikir tentang cara mengalirkan energy kea rah yang baik.


   d.      Pendekatan psikologi kognitif di dalam psikoterapi

Orientasi untama psikologi kognitif adalah bagaimana seorang berfikir dan merasa disaat ini. Perilaku adalah efek dari pikiran dan perasaan.untuk alas an itu bisa dimengerti mengapa terapi terapi kognitif menekankan perlunya mengubah perilaku yang tidak sehat dengan mengubah cara berpikir dan merasa.
Salah satu tokoh penting banyak meneliti proses kognitif adalah Aaron Beck. Menurut Beck, banyak gangguan psikologis disebabkan oleh pikirab pikiran dan perasaan negative. Selanjtnya pikiran dan perasaan negative berkembang menjadi kepercayaan negative sehingga perlu ditata ulang (direstrukturasi) dan ditransformasikan menjadi kepercayaan yang positif.


    ·         Beberapa kasus yang dapat ditangani dengan pendekatan psikologi

a.       Psikodinamik
Sebagai contoh seorang anak yang sangat benci kepada ibu tirinya karena ia sering dimarahi atau bahkan sampai dipukul setiap hari. Namun klien berusaha untuk melupakan rasa sakit hatinya,kecewa dan amarahnya terhadap ibu tirinya tersebut.dengan menggunakan pendekatan psikodinamik yaitu asosiasi bebas dimana klien dibiarkan untuk memunculkan ketidaksadarannya, terapis berusaha menggali informasi dengan mengingatkan kembali kepada masalahnya dan memunculkan emosi kemudian klien diberikan pelampiasan yaitu sebuah ruangan dimana klien dapat mengekpresikan kemarahannya seperti berteriak sekeras-kerasnya atau dengan memukul boneka.

b.      Behavioristik
Sebagai contoh seorang klien yang mengalami fobia terhadap cicak hal tersebut terjadi karena pada suatu waktu cicak jatuh kekepalanya dan membuatnya kaget dan ketakutan. Hal tersebut menyebabkan klien selalu menghindar bahkan lari apabila melihat dan mendengan kata cicak.

c.       Humanistik
Dina yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

d.      Kognitif
Sebagai contoh seorang yang mengalami bencana banjir bandang dan kemudian menjadi depresi yang berkepanjangan sehingga ketika melihat atau bahkan mendengar suara air pun ia menjadi takut.

      ·         Pandangan saya mengapa kasus- kasus tersebut dapat ditangani dengan pendekatan – pendekatan tertentu

a.       Psikodinamik
Pada contoh kasus tersebut dapat ditangani dengan pendekatan psikodinamik yaitu asosiasi bebas dimana klien dapat meluapkan semua amarahnya dengan meumnculkan ketidaksadarannya sehingga terapis dapat menggali informasi apa yang sebenarnya menjadi pokok permasalahannya.

b.      Behavioristik
Pada contoh kasus tersebut dapat ditangani dengan pendekatan behavioristik. Karna melalui pendekatan ini klien belajar sedikit demi sedikit untuk tidak takut kepada cicak, dimulai dari memperlihatkan gambar cicak dari jarak yang jauh hingga mendakat dank lien mau menyentuh ganbar tersebut bahkan pada akhirnya subjek diberikan cicak mainan dan terapis terus berusaha meyakinkan bawa cicak tersebut tidak berbahaya hingga klien merasa tidak takut lagi terhadap cicak.

c.       Humanistic
Pada contoh kasus tersebut dapat ditangani dengan pendekatan humanistic karena  manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

d.      Kognitif
Pada contoh kasus tersebut dapat ditangani dengan pendekatan kognitif. Karena pada pendekatan kognitif bertujuan untuk mengubah cara klien dalam berfikir dan merasa dengan menghilangkan pikiran-pikiran dan perasaan-nperasaan negative yang ada pada klien.






Dapus:
Kahija, YF La. 2007. Hipnoterapi : Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Psikoterapi. Jakarta:PT Gramedia Pusaka  Utama
Corey Gerald, 2009, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT Refika Aditama
Handbook bu nurul qomariyah“ psikologi konseling”


Selasa, 27 Januari 2015

TUGAS MANAJEMEN III (SOFTSKILL)

TUGAS MANAJEMEN III

     1.      Peran konflik dalam mengembangkan manajemen di perusahaan
Konflik merupakan bagian dari suatu hubungan yang terjalin dengan orang lain.istilah konflik berasal dari com yang berarti bersama dan fligere yang berarti melanggar,menabrak menemukan membentur. Konflik dapat diekspresikan secara verbal maupun non verbal melalui raut muka maupun gerakan badan yang mengekspresikan pertentangan.sekarang ini konflik adalah sesuatu yang harus diselesaikan, bahkan pada beberapa organisasi konflik yang bisa diselesaikan dijadikan sebagai indikatorkemajuan dalam organisasi.
upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Perubahan institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya berdampak pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik. 
Stoner mengemukakan tiga cara dalam pengelolaan konflik, yaitu:
merangsang konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena tingkat konflik yang terlalu kecil. Termasuk dalam cara ini adalah:
1) minta bantuan orang luar
2) menyimpang dari peraturan (going against the book)
3) menata kembali struktur organisasi
4) menggalakkan kompetisi
5) memilih manajer yang cocok
Contoh kasus:
Pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Penyelesaian kasusnya:
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi

    2.      Peran kepemimpinan untuk mengatasi konflik structural dan konflik funsi kerja yang terjadi didalam sebuah sistem manajemen di perkantoran

Konflik yang sering muncul dalam aktivitas berorganisasi dapat dikenali melalui dua bagian yang ada di dalam organisasi
Konflik structural: merupakan bentuk dari konflik yang sering muncul. Konflik ini erat kaitannya dengan hirarki pekerjaan.
Konflik fungsi kerja: adalah konflik yang sering muncul karena departemen kerja berinteraksi dengan departemen kerja lainnya dimana antar departemen memiliki pemahaman yang berbeda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Seorang pemimpin sudah seharusnya dapat menghadapi dan mengatasi konflik structural dan fungsi kerja dalam system manajemennya di suatu perusahaan maupun perkantoran. Dimana pimpinan juga memiliki wewenang dan kebijakan untuk memudahkan dan mencari solusi dari konflik dan masalah yang terjadi. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi dan tujuan yang jelas untuk pencapaian perusahaannya. pemimpin juga harus menerima pendapat dan masukan dari bawahannya agar kinerja pempimpin dan karyawannya dapat berjalan baik serta dapat meminimalisir konflik yang kemungkinan dapat terjadi.

Contoh kasus:

Sekitar 500 buruh disalah sattu perusahaan tekstil menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karna mangkir memberikan tunjuangan hari raya (THR). Mereka menggelar orasi yang diwarnai dengan aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka yang merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.
sebelumnya ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya. Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak menerima THR. Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya akan diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang baru bekerja di bawah tiga bulan bisa daja dapat tergantung dari kebijakan perusahaan.

Penyelesaian kasusnya:

Konflik ini dapat diselesaikan dengan apabila pemimpin diperusahaan tersebut dapat lebih bertanggungb jawab dan adil dalam memimpin suatu perusahaan. Pemimpin juga harus memperhatikan karyawannya serta besikap bijaksana sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan. Dapat juga dengan cara mediator atau jika dengan cara mediator tidak berhasil juga perlu adanya proses hukum karena disini telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum yang berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja.


  3.  Praktek dehumanisasi yang biasanya sering muncul dalam praktek-praktek manajemen

Dehumanisasi merupakan suatu tindakan yang kurang manusiawi terhadap orang lain. Bentuk yang paling mudah dikenali adalah tindakan kasar dank eras kepada pekerja. Tindakan ini menciderai rasa seseorang untuk menjalankan pekerjaannya dengan penuh rasa nyaman, sehingga menjadi sulit untuk berkonsentrasi dalam bekerja.

Contoh kasus 1:

Akibat tidak membayar upah pekerja dan tidak mengikutsertakan pekerjanya sebagai peserta Jamsostek, satu perusahaan di Kota Pontianak Kalimantan Barat akhirnya harus berurusan dengan hukum dan dibawa ke Pengadilan Negeri Pontianak. Dalam menegakkan pengawasan ketenagakerjaan para petugas pengawas menberikan pengawasan secara ketat terhadap penerapan waktu kerja upah, Jamsostek, TKI, Tenaga Kerja anak serta tenaga kerja asing di perusahaan-perusahaan. Selain itu, pengawasan pun dilakukan terhadap sektor norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kelembagaan K3, keahlian K3, serta Sistem manajemen K3 yang ada di perusahaan-perusahaan. Sementara itu, perusahaan yang telah dinyatakan melakukan pelanggaran aturan ketenagakerjaan dan norma K3 mencapai 3.848 perusahaan sedangkan jumlah perusahaan yang telah disidik dan di nota untuk diajukan ke pengadilan berjumlah 78 perusahaan. Saat ini jumlah pengawas ketenagakerjaan tercatat sebanyak 2.384 orang, untuk menangani sekitar 216.547 perusahaan.

Pelanggaran yang terjadi:
pelanggaran terhadap Jaminan Sosial Tenaga Kerja

contoh kasus 2
Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.

Pelanggaran yang terjadi adalah adanyan ketidak adilan dalam perusahaan