Welcome to My Blog, semoga bermanfaat..

Sabtu, 08 November 2014

TUGAS MANAJEMEN II (softskill)

TUGAS MANAJEMEN II
    3 teori motivasi :
            1.      Teori Motivasi (Maslow)
Ø  Teori Motivasi maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.

Ø  Manfaatnya  dalam menggerakan Teori Maslow untuk proses kerja karyawan adalah dapat  mengasumsikan bahwa orang yang memiliki tingkat status sosial tinggi dan aktualisasi diri adalah dengan memenuhi kebutuhan yang pokok (fisiologis) dengan lebih dari cukup sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri) atau aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. walaupun kebutuhan pokok telah terpuaskan, kebutuhan lainnya itu masih mempengaruhi perilaku yang membutuhkan kebutuhan yang lainnya seperti penghargaan dan aktualisasi diri.
          2.      Teori Motivasi ( Herzberg )
Ø  Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg  sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Ø  Manfaatnya dalam menggerakan teori Motivasi Herzberg dalam proses kerja karyawan adalah dengan membuktikan bahwa sikap atasan atau manajer dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja. Dalam  Faktor ini sumber sumber kepuasan kerja adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji yang dibuat oleh manajer dengan memperhatikan karyawannya dengan cermat. Teori dua faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja karena karyawan akan cenderung tergantung dengan atasannya. Dengan teori ini dapat  tidak akan menimbulkan motivasi kerja, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

            3.      Teori Motivasi Berprestasi ( David McClelland)

Teori motovasi berprestasi ini lebih tepatnya disebut teori kebutuhan dari McClelland, karena ia tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), tetapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan  kebutuhan untuk berafilasi atau berhubungan (need for affiliation).
Ø  Kebutuhan untuk berprestasi (Need for Achievement). Ada sementara orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan efisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini disebut kebutuhan untuk berprestasi (The Achievement Need = nAch ).
Ø  Kebutuhan untuk berkuasa (Need for Power). Kebutuhan kedua ialah kebutuhan untuk berkuasa (need for power = nPow).kebutuhan untuk berkuasa adalah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memilikidampak terhadap orang lain. Orang dengan kebutuhan untuk berkuasa yang besar menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana merka mejadi pimpinan dan mereka berupaya mempengaruhi orang lain.
Ø  Kebutuhan untuk berafilasi (Need for Affiliation). Kebutuhan ketiga adaalah kebutuhan untuk berafilasi (need for affilation= nAff). Kebutuhan ini yang paling sedikit mendapatkan perhatian dan paling sedikit diteliti .
Ø  Manfaat dalam menggerakan teori motivasi David McClelland dalam proses kerja karyawan adalah lebih kepada motifasi untuk kebutuhan berprestasi(kebutuhan untuk menjadi lebih baik untuk mencapai keebrhasilan tanpa mengharpkan imbalan) , berkuasa (keinginan pribadi untuk dapat memimpin), dan berafilasi(merekas lebih mementinggan adanya persahabatan atau teman saat bekerja) pada karyawan.

2.Teori Pola Kepempimpinan (otokratik,demokratit,dan permisif)

a.                      Pola kepemimpinana otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota - anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang - undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpinyang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang - orang yang dianggap tidak taat kepada
pemimpin, kemudian orang - orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap men yerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasiyang berlebihan mudah menghidup kan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
Kekurangan Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas, Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah, setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis, Ketepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktivitas dapat naik, Keputusan dapat diambil secara cepat dan mudah dilakukan pengawasan


b.                     Pola kepemimpinan demokratik
 Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota - anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengananggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara -saudaranya. Dalam tindakan dan usaha – udahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dankebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran- saran dari kelompoknya. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggota - anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.

Kekurangan dari kepemimpinan demokratis adalah, karena di sini seorang pemimpin memberikan kesempatan dan hak yang seluas-luasnya kepada para stafnya, maka mereka  memiliki banyak sekali  pendapat yang berbeda,sehingga pemimpin sulit menentukan pendapat yang sesuai dengan anggota yang tidak menyetujui kesepakatan forum yang ada, maka terkadang terjadi suatu konflik atau perdebatan antara anggota forum dengan sehingga Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak serta sulitnya pencapaian kesepakatan
Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis dapat menampung aspirasi dan keinginan bawahan sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi pada umumnya dan pekerjaan pada khususnya. Kelemahan gaya kepemimpinan yang demokratis cenderung menghasilkan keputusan yang disukai daripada keputusan yang tepat

c.                      Pola kepemimpinan permisif
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pemimpinannya,dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atausaran - saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan - kekacauan dan bentrokan - bentrokan. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata - mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruhdari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencanadan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Kekurangan, Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya, Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran – saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan – kekacauan dan bentrokan – bentrokan, Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata – mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
Kelebihan, Keputusan berdasarkan keputusan anggota, Tidak ada dominasi dari pemimpin



Munandar, A.S (2008). Psikologi industri dan organisasi.jakarta:UI-Prees

Basuki , Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta :universitas Gunadarma